Konflik antara Israel dan Hamaz yang semakin intens telah menjadi perhatian dunia, termasuk di Indonesia, di mana mayoritas penduduknya mendukung Palestina. Selama konflik ini, banyak warga Indonesia telah mengadakan unjuk rasa dan menyuarakan dukungan mereka melalui media sosial. Salah satu topik yang menjadi pusat perdebatan adalah eksistensi Palestina, yang dipegang oleh sebagian masyarakat sebagai sebuah negara yang sah berdasarkan koin-koin Palestina tahun 1927.
Koin-koin Palestina tahun 1927 menjadi bukti bagi mereka yang bersimpati dengan Palestina. Mereka percaya bahwa koin-koin ini memperkuat klaim Palestina sebagai negara yang ada sebelum pendirian Israel. Namun, ada juga yang meragukan bukti ini mengingat sejarah kompleks Palestina.
Mari kita menelusuri fakta-fakta tentang koin Palestina 1927 ini. Koin-koin ini adalah hasil penerbitan oleh pemerintah Inggris Raya selama Masa Mandat Inggris di Palestina, yang berlangsung dari tahun 1920 hingga 1948. Mandat Inggris ini adalah periode krusial dalam sejarah Palestina, di mana Inggris mengawasi dan mengelola wilayah Palestina setelah jatuhnya Kesultanan Utsmaniyah pasca-Perang Dunia I.
Koin-koin ini memiliki berbagai denominasi, mulai dari 1 mil, 2 mil, 5 mil, 10 mil, 20 mil, hingga 50 mil. Mereka terbuat dari bahan seperti tembaga, perunggu, dan perak.
Penerbitan koin Palestina 1927 terkait dengan Deklarasi Balfour, yang menyatakan dukungan Inggris terhadap pendirian "rumah nasional" Yahudi di Palestina. Proses penerbitan koin memerlukan waktu karena melibatkan sejumlah faktor:
1. Proses Hukum: Perlu waktu untuk menyelesaikan proses hukum yang diperlukan untuk penerbitan koin. Palestine Currency Order 1927 yang menetapkan mata uang resmi Palestina, yaitu Palestine Pound, baru disahkan pada tanggal 1 November 1927.
2. Desain Koin: Perlu waktu untuk merancang koin sesuai dengan persyaratan Deklarasi Balfour. Desain koin Palestina 1927 mengedepankan pertanian, dengan gambar buah zaitun sebagai simbol nasional. Namun, dua huruf Ibrani tambahan juga harus ditambahkan dalam tanda kurung di sebelah tulisan Ibrani pada koin-koin tersebut untuk memenuhi persyaratan Deklarasi Balfour.
3. Jumlah Koin: Diperlukan waktu untuk mencetak koin dalam jumlah yang memadai. Pemerintah Inggris Raya ingin memastikan ketersediaan koin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Palestina.
Selain alasan-alasan di atas, pemerintah Inggris Raya juga ingin menerbitkan koin-koin Palestina 1927 bertepatan dengan peringatan 10 tahun Deklarasi Balfour. Ini dimaksudkan untuk menegaskan dukungan mereka terhadap pendirian sebuah negara Yahudi di Palestina.
Tulisan yang terdapat pada koin Palestina 1927 mencakup tiga bahasa, yaitu Bahasa Inggris, Ibrani, dan Arab. Sisi depan koin mencantumkan "Palestine Currency" dan "1 mil" dalam ketiga bahasa tersebut. Sementara sisi belakang koin menampilkan "Palestine" dan "1927" dalam ketiga bahasa tersebut.
Selain tulisan, koin-koin ini juga memiliki gambar ranting pohon zaitun pada sisi depan koin dengan denominasi 1, 2, 50, dan 100 mil. Sedangkan pada denominasi 5, 10, dan 20 mil, terdapat lubang di tengah koin dengan gambar karangan bunga zaitun di sekitarnya.
Pada tahun 1929, dua huruf Ibrani tambahan, yaitu aleph dan yod, ditambahkan dalam tanda kurung di sebelah tulisan Ibrani pada koin-koin tersebut. Kedua huruf ini adalah singkatan dari "Eretz Yisra'el," yang berarti "Tanah Israel." Penambahan huruf ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan Deklarasi Balfour.
Eretz Yisrael adalah nama yang digunakan oleh orang-orang Yahudi sejak zaman Alkitab hingga sekarang untuk merujuk kepada wilayah yang mencakup tanah-tanah kerajaan kuno Yudea dan Samaria, serta wilayah yang kemudian dikuasai oleh Mandat Inggris atas Palestina, dan yang sekarang menjadi Negara Israel.
Keberadaan Mandat Inggris saat itu adalah mendukung pendirian sebuah negara Yahudi di Palestina, sesuai dengan Deklarasi Balfour tahun 1917. Mandat ini berakhir pada tanggal 14 Mei 1948, dan pada tanggal tersebut, Israel didirikan di wilayah Palestina.
Upaya Inggris untuk menyelesaikan konflik antara orang-orang Yahudi dan Arab di Palestina tidak berhasil. Ketegangan antara kedua kelompok semakin meningkat, dan akhirnya Inggris memutuskan untuk mengakhiri mandatnya di Palestina.
Pada tanggal 29 November 1947, Majelis Umum PBB mengesahkan resolusi yang membagi Palestina menjadi dua negara, yaitu satu negara Yahudi dan satu negara Arab. Namun, resolusi ini ditolak oleh penduduk Arab, yang kemudian melancarkan serangan terhadap penduduk Yahudi.
Pada tanggal 14 Mei 1948, Israel memproklamasikan kemerdekaannya, yang kemudian memicu perang dengan negara-negara Arab tetangganya. Inggris tidak ikut campur dalam perang tersebut dan menarik pasukannya dari Palestina pada tanggal 15 Mei 1948.
Akhir dari mandat Inggris di Palestina menjadi awal dari konflik Israel-Palestina yang masih berlangsung hingga saat ini.
Dalam konflik Israel-Hamas yang sedang berlangsung, banyak orang yang terluka dan mengungsi, terutama masyarakat sipil. Marilah kita bersama-sama berdoa untuk perdamaian segera terwujud dan mengekspresikan dukungan dengan cara yang bijak serta selalu memverifikasi kebenaran berita yang kita terima.
Sumber : Berbagai Sumber / Puji Astuti